Teguh Santosa, Maroko dan Piala Dunia 2022
Penulis : Hendro Saky
Ketua Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh
MATA sepak bola dunia terbelalak di Piala Dunia 2022 di Qatar. Timnas Maroko yang datang ke negeri itu dengan status underdog, atau tim tak diunggulkan, melaju ke semifinal usai kalahkan Portugal dengan skor 1-0.
Bersama Belgia, Kroasia, dan Canada, Maroko tuai prestasi gemilang sebagai juara grup F. Dengan bekal itu, Roman Saiss dan timnya, sukses mencukur Spanyol dibabak perempat final.
Hebatnya, melangkah ke semifinal Piala Dunia 2022, gawang Maroko yang dikawal Yassine Bounou hanya kebobolan satu kali, dan memastikan diri hadapi Prancis di pertandingan yang akan digelar pada 15 Desember mendatang.
Melangkah ke semifinal Piala Dunia 2022, adalah sejarah baru yang diukir oleh Timnas Maroko. Hal tersebut belum pernah dicapai oleh negara-negara Afrika lainnya di perhelatan sepakbola sejagad itu. Sebut saja misalnya, Kamerun, Ghana, dan Senegal, hanya sukses dibabak delapan besar.
Keberhasilan anak-anak asuh Walid Regragui itu, membuat banyak orang yang kemudian mencari tau tentang negara mayoritas muslim, dan menggunakan bahasa arab sebagai bahasa resmi.
Namun bagi Teguh Santosa, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), negara berpenduduk 33 juta jiwa itu miliki kedekatan dengan dirinya secara personal. Betapa tidak, saat ini, dia adalah Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia Maroko.
Maroko adalah negara yang beberapa kali dikunjungi Teguh Santosa. Ia bersama kawan-kawannya juga menginisasi terbentuknya Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK PRIMA).
Teguh yang juga Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, punya pandangan tentang peran Maroko bagi terciptanya stabilitas politik di kawasan Afrika Utara.
Kajian Teguh tentang komitmen Maroko dalam memfasilitas sejumlah dialog guna membangun perdamaian di Libya, adalah bukti jika negara berbentuk monarki itu punya pengaruh penting, dan juga peran terciptanya stabilitas politik di kawasan Afrika Utara.
Pada 2011 dan 2012, Teguh juga pernah menjadi petisioner masalah Sahara Barat di Markas PBB di New York. Ia menyampaikan pandangannya terkait penyelesaian konflik antara Maroko dan kelompok separatis Polisario.
Sebelum berbicara di forum PBB tentang Sahara Barat, Teguh pernah berkunjung ke Maroko pada 2010. Ia bahkan sempat bertemu dengan berkomunikasi dengan sejumlah mantan petinggi Polisario seperti pendiri Polisario Ahmadou Ould Souilem yang memutuskan kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko pada tahun 2010. Juga mantan Kepala Polisi Polisario, Mustapha Salma Ould Sidi, yang melarikan diri dari Kamp Tindouf dan membongkar kebobrokan Polisario.
Sejak Maroko menjadi juara grup F di Piala Dunia Qatar 2022, Teguh telah menjagokan negara itu akan sukses melangkah ke babak selanjutnya, dan bahkan Ia optimis jika negeri yang dipimpin oleh Raja Muhammad IV itu akan sukses sebagai finalis di perhelatan sepakbola sejagat tersebut.
Soal sepak bola, bukan hal baru bagi Teguh Santosa. Kala Ia masih duduk di SMA, dirinya mengaku sebagai pemain penting di kesebelasan sekolahnya. Bahkan, saat ini, Ia bercita-cita membentuk Sekolah Sepak Bola (SSB), dan membangun klub bola.
Ditahun ini, Teguh bahkan menyelenggarakan kompetisi profesional Liga RMOL, dan Ia menargetkan klub sepakbola yang Ia namai Real Jakarta dapat segera terbentuk.
Sebagai pecinta sepak bola ditanah air, tentu kita juga mendukung Timnas Maroko untuk tampil sebagai Juara Dunia 2022 kali ini, agar tercipta sejarah penting, bahwa sepak bola bukan hanya dominasi Eropa dan Amerika Latin.(*)