Ekbis

Parkir Dipatok Rp30 Ribu, Pengunjung Sayangkan Sikap Penyelenggara PRL 2023, Yang Terkesan Tutup Mata

Bandarlampung (Journal sumatera) Sejumlah Warga Bandarlampung merasa kesal dan menjadi kapok untuk kembali  mengunjungi gelaran Pekan Raya Lampung 2023, lantaran biaya parkir roda empat dan roda dua di patok mulai dari Rp10 ribu hingga Rp30 ribu. Padahal biaya parkir yang tertera di tiket sebesar Rp10 ribu rupiah, Rabu (11/10/2023).

Kepada wartawan Journal Sumatera, sejumlah warga memberikan kesan usai mengunjungi PRL 2023.
Menurut Heri, warga Natar yang sengaja jauh-jauh bersama keluarga datang ke Pekan Raya Lampung justru tak memiliki kesan. Bahkan dirinya bersama keluarga enggan kembali lagi mendatangi gelaran akbar khusus bagi masyarakat Lampung tersebut.

Dirinya menganggap tidak ada yang istimewa di acara PRL. Apalagi tiket parkir mobil yang ga sesuai dengan tarif parkir. Walhasil dirinya dipaksa membayar parkir mobil dengan biaya sekali masuk Rp30 ribu.

“Saya jalan kaki dari depan kedalam jauh banget. Sudah gitu biaya parkir mobil ga sesuai dengan karcis. Di karcis Rp10 ribu. Sedangkan saya harus membayar Rp30 ribu. Ga akan saya kesini lagi.” ujarnya.

Tak sampai disitu, pengunjung lain pun mengungkapkan kekecewaannya lantaran biaya parkir motor yang dianggapnya tak masuk akal. Biaya tiket motor dipatok Rp 10 ribu. Bahkan dirinya tak bisa membayangkan berapa jumlah motor yang terparkir dari luar hingga didalam, dengan biaya parkir yang jelas blak-blakan dipatok dengan harga tak wajar.

“Coba Anda hitung-hitungan kasar aja. Berapa banyak jumlah motor dari depan sampai kedalam. Parkir motor pun se-enaknya dipatok Rp10 ribu,” jelas Joni  kepada awak media.

Dari pantauan awak media di lapangan, meriahnya PRL 2023 justru menyajikan pemandangan yang tak sedap dipandang. Bagaimana tidak. Sampah berserakan dijalan pun menjadi pemandangan hal yang biasa.

“Ini gimana, sampah banyak di jalanan. Tempat sampah ga ada di sini,” kata salah satu awak media yang terjun langsung kelokasi PRL berlangsung.

Tak sampai disitu, beberapa media di Lampung pun menyajikan berita-berita fakta PRL 2023. Salah satunya Pedagang Kaki Lima (PKL) diduga menjadi korban dugaan pungutan liar (Pungli) di Pekan Raya Lampung (PRL) 2023 di PKOR Way Halim, Kota Bandar Lampung. Pungutan yang diminta mencapai Rp2 juta.

Seorang pedagang bakso pada Minggu malam, 8 Oktober 2023, mengungkapkan bahwa dirinya kecewa terhadap pungutan yang besar di acara PRL 2023.

Ia mengatakan bahwa pungutan sewa lapak di PRL sangat besar, dan pihak yang mengenakan biaya tidak memberikan fleksibilitas pembayaran. Mereka bahkan memaksa pembayaran harus dilakukan pada malam yang sama.

“Saya baru mulai berjualan malam ini, tapi sudah diminta untuk membayar sewa lapak dua juta (rupiah) pada malam ini juga. Orangnya seperti preman, mas. Rambut gondrong, berkumis, dan berjenggot pakai (radio) HT (handy talky), ” katanya.

Walaupun ia mencoba meminta keringanan, pihak yang mengenakan biaya tidak memberikan toleransi dan mengancam akan membongkar lapak jika tidak segera dibayarkan.

“Saya harus mencari pinjaman karena saya perlu membayar sewa lapak ini,” ujarnya.

Ia merasa terpaksa menerima biaya yang berat karena berjualan di pameran seperti ini adalah sumber penghasilan utamanya. Ia tidak memiliki alternatif untuk berjualan di luar pameran, seperti di pinggir jalan atau di rumah.

“Ini adalah satu-satunya sumber penghasilan saya, dari satu pameran ke pameran lain,” pungkasnya.

Sementara Head Officer PRL 2023, Mico Periando mengatakan, jika pengunjung kapok untuk datang lagi ke PRL lantaran

persoalan parkir diluar area PRL 2023 merupakan bukan kewenangan pihak panitia.

Dirinya menghimbau kepada masyarakat yang akan berkunjung ke PRL 2023 melalui jalur resmi yang sudah di sediakan oleh pihak panitia.

“Jika diluar area bukan kewenangan kami. Saya menghimbau kepada masyarakat, melalui jalur resmi saja jika ingin datang ke PRL 2023,” jelas Miko, dikutip dari media Kilas Lampung, Rabu (11/10/2023).

Disinggung soal sampah berserakan di sepanjang area PRL 2023, dirinya menjelaskan jika petugas kebersihan mulai membersihkan sampai acara selesai.

“Petugasnya sudah ada, dan mereka bekerja sampai subuh. Setiap hari petugas kebersihan bekerja menangani sampah,” jelasnya.

Selain itu, terkait sampah yang dibuang oleh pengunjung di segala penjuru. Kembali ke pengunjung nya itu sendiri. Sebab menurutnya tempat sampah sudah disiapkan panitia disegala titik .

“Namanya juga ramai, jadi pengunjung membuang sampai dimana saja. Padahal tempat sampah sudah kita sediakan,” pungkasnya. (Red)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.